Rabu, 16 Juli 2014

TUGAS AKHIR SISTEM KELISTRIKAN MOBIL



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
            Kemajuan ilmu pengetahuan teknologi dan teknologi Otomotif membuat dunia pendidikan tinggi semakin dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas mahasiswanya yang unggul dan profesional. Karena tantangan kerja di dunia industri khususnya dalam bidang Otomotif membutuhkan kualifikasi sumber daya manusia dengan spesialisai keterampilan teknis dan praktis yang produktif. Untuk menjawab tantangan tersebut maka dituntut peningkatan mutu mahasiswa baik secara teori maupun praktek.
            Menjawab tuntutan di atas maka semua pihak harus bertanggung jawab baik pemerintah, masyarakat, keluarga dan pendidikan. Pada perguruan tinggi terdiri dari pendidikan jalur profesional. Jalur akademik mendasari pada pengalaman dan keterampilan kerja atau menekankan pada aplikasi ilmu dan teknologi.
            Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar disamping mendidik dengan pendidikan juga mendidik diploma (D3). Pendidikan program D3 diarahkan untuk memahami pengetahuan baik secara teori maupun secara praktek yang praktis.
            Jurusan pendidikan teknik otomotif yang memiliki program diploma tiga (D3) sebagai ahli media diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja didunia industri. Secara konsepsional perguruan tinggi akan mampu mewujudkan tujuan tersebut, jika sarana dan prasarana proses belajar mengajar terpenuhi atau mendekati dalam mencapai tujuan. Salah satu faktor pendukung tercapai kualitas yang diharapkan adalah tersedianya fasilitas praktek.
            Fasilitas alat praktek kelistrikan pada laboratorium sudah ada namun belum seimbang antara jumlah mahasiswa dengan alat praktek kelistrikan. Media praktekum kelistrikan di laboratorium Pendidikan Teknik Otomotif dua buah sedangkan mahasiswa yang program pada semester genap tahun ajaran 2013-2014 program studi SI   40 Mahasiswa dan D3 pada tahun 2012-2013 45 Mahasiswa (prodi Pendidikan Teknik Otomotif), jadi setiap satu alat praktek ±11 mahasiswa yang menggunakannya sedangkan idealnya 1:3.
            Menurut kenyataan penunjang terlaksana proses belajar mengajar praktek masih perlu dilengkapi khususnya "sistem kelistrikan mobil” maka salah satu cara yang dapat ditempuh adalah membuat media pengajaran praktek berupa satu unit sistem kelistrikan body mobil sebagai alat untuk memperlihatkan prinsip kerja sistem kelistrikan, sehingga berguna sebagai alat praktek sistem kelistrikan body mobil. Tugas ini juga merupakan aplikasi dari ilmu yang diperoleh dibangku kuliah sehingga ilmu yang didapatkan tersebut dapat ditempatkan dalam bentuk yang bersifat fisik.







B.       Alasan Memilih Judul
Tugas akhir ini berjudul ‘’Media Treiner Kelistrikan’’ merupakan hasil pengamatan terhadap masalah yang kami temukan pada pelaksanaan praktek dan penggunaan kelistrikan mobil benar-benar sangat dibutuhkan. Alumni Jurusan Teknik Otomotif nantinya khususnya program D3 secara otomatis dituntut untuk dapat memahami benar prinsip kerja sistem kelistrikan. Selain itu, setelah melihat kenyataan yang ada di masyarakat  juga banyak digunakan sistem kelistrikan khususnya pada mobil. Oleh karena itu, guna menghindari kesulitan mahasiswa Jurusan Teknik Otomotif dalam melakukan praktek dimasa yang akan datang, maka dirancanglah suatu peralatan praktek yang dapat dipakai untuk mengajarkan prinsip  kerja sistem kelistrikan secara utuh.

C.      Tujuan Kegiatan
Untuk mengetahui dan memahami cara merancang media trainer kelistrikan serta prinsip kerja komponen.

D.      Manfaat  Kegiatan
1.        Mahasiswa
a.         Dapat mengetahui dan memahami cara merancang/merakit Media Trainer Kelistrikan.
b.         Dapat memahami lebih dalam tentang fungsi dan cara kerja setiap komponen sistem kelistrikan.


2.        Dosen
Dengan adanya media ini, dapat membantu dosen dalam proses pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengetahui prinsip kerja sistem kelistrikan, terutama dalam mata kuliah :
a.         Listrik dan elektronika dasar
b.         Listrik dan elektronika otomotif
3.        Fakultas
    Laboratorium/workshop otomotif mendapat tambahan alat praktikum khususnya trainer kelistrikan.


   



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Definisi Sistem Kelistrikan Body
Sistem kelistrikan body adalah instalasi dari berbagai rangkaian penerangan pada kendaraan. Rangkaian sistem kelistrikan body tersebut, antara lain sistem penerangan lampu kepala, lampu kota, lampu tanda belok, lampu hazzard, lampu plat nomor, lampu rem, dan lampu mundur.
B.       Fungsi  System  Kelistrikan Body
Fungsi sistem kelistrikan body adalah sebagai penerangan pada kendaraan untuk memberikan tanda-tanda kepada pengendara lain pada saat akan membelok maupun akan berhenti sehingga pengendara akan aman dari kecelakaan. selain itu, juga untuk memberikan indikator pada pengendara contoh lampu tanda belok ke kanan ataupun kiri sudah menyala, kondisi bahan bakar masih banyak atau sudah habis dan lain-lain.
C.      Bagian-Bagian Sistem Kelistrikan Body
1.        Lampu Kepala     
Lampu ini ditempatkan di depan kendaraan, berfungsi untuk menerangi jalan
pada malam hari. Umumnya lampu kepala dilengkapi lampu jarak jauh dan jarak dekat. Nyala lampu jarak jauh dan jarak dekat dikontrol oleh dimmer switch. Lampu kepala menyala bersamaan dengan lampu belakang melalui saklar tarik atau putar. Lampu kepala yang dipakai ada dua tipe, yaitu tipe sealed beam dan bola lampu. Jenis Sealed beam banyak dipakai pada kendaraan yang kostruksinya filamen, kaca dan reflektornya menjadi satu kesatuan. Tipe bola lampu banyak digunakan sebagai lampu depan pada sepeda motor.

Komponen lampu kepala
Gambar 1.1 Komponen Lampu Kepala

2.        Lampu Kota        
Lampu kota (lampu posisi) pada kendaraan bermotor dapat dinyalakan sendiri
dan dapat juga menyala bila lampu kepala dinyalakan. Tujuannya adalah bila malam hari atau gelap, pengendara atau orang lain dapat dengan cepat mengetahui lebar atau tinggi kendaraan (untuk   kendaraan jenis  truk dan bus). Karena kegunaannya untuk mengetahui lebar dan tinggi kendaraan, posisi lampu kota harus berada di bagian ujung dari bagian yang terlebar dan   tertinggi     dari kendaraan. Ada beberapa lampu pada kendaraan yang dapat menyala bersama lampu kota atau posisi, di antaranya lampu penerangan papan instrument dan lampu plat nomor bagian belakang.Arus lampu plat nomor selalu dihubungkan dengan lampu kota sebelah kanan dengan maksud bila lampu kota sebelah kanan belakang mati atau tidak menyala, masih ada tanda yang lain tentang lebar kendaraan.
                  
     
                                       
Gambar Switch steering



Gambar 1.2 Switch Shecring

·         Penggunaan Bola Lampu dan Sekring
Dalam satu unit kendaraan bermotor (mobil), pada saat lampu kota atau posisi dinyalakan, jumlah daya lampu yang diperlukan adalah:
           Table 1.1
Daya Lampu
Nama Komponen
Daya Lampu
..4 buah bola lampu kota
..2 buah bola lampu plat Nomor
..2 buah bola lampu instrument
..4 X 8 Watt = 32 Watt
..2 X 3 Watt = 6 Watt
..2 X 3 Watt = 6 Watt

Sekring yang terpasang untuk lampu kota (Tail Fuse) adalah 1,5 X daya lampu (1,5 X 44 Watt = 66 Watt). Kebutuhan sekring yang ada di pasaran adalah 10 Amper, maka pemilihan sekring yang tepat adalah 10 Amper.
3.        Lampu Tanda Belok                                          
Lampu tanda belok atau sein dan lampu hazzard adalah dua sistem tanda yang
berbeda,tetapi menggunakan komponen yang sama.Sistem ini terdiri atas empat buah lampu berwarna kuning, yaitu:           
      . .1  bola    lampu  kiri      depan
      . .1bola      lampu  kiri       belakang
      . .1bola      lampu  kanan   depan
      . .1 bola     lampu  kanan   belakang

Agar sistem tanda ini berfungsi dengan baik, lampu-lampu tersebut harus dapat menyala dan berkedip sempurna, yaitu selama 1 menit adalah 60kali kedipan.Hal ini bisa terjadi bila arus yang masuk ke bola lampu berupa arus putus-hubungyang diperoleh dari alat pengedip (flasher). Bila saklar lampu tanda belok dioperasikan ke kiri atau ke kanan, lampu yang berkedip kiri saja atau kanan saja. Saklar tersebut biasanya terletak di bawah lingkar kemudi dan dirakit di batang kemudi. Bila saklar lampu hazzard dioperasikan atau difungsikan, lampu yang berkedip adalah kiri dan kanan secara bersamaan. Saklar lampu hazzard biasanya terletak di bagian batang kemudi sebelah depan. Perbedaan kedua sistem tersebut adalah dari fungsinya, lampu tanda belok dipergunakan bila kendaraan akan mengubah arah atau berbelok, sedangkan lampu hazzard digunakan bila dalam keadaan bahaya. Misalnya mobil sedang menarik atau ditarik mobil lain, mobil berhenti darurat karena ada kerusakan. Oleh karena itu, lampu hazzard harus dapat dinyalakan tanpa harus menyalakan kunci kontak.

Gambar 5. Saklar (switch) steering
Gambar 1.3 Saklar (switch) steering

4.        Lampu Rem        
Lampu rem pada kendaraan bermotor biasanya berwarna merah dan ditempatkan di bagian belakang yang menyatu dengan lampu kota atau posisi. Daya rem harus lebih besar daripada lampu posisi. Misalnya bola lampu dobel filamen dengan tulisan 8/21 w 12V berarti daya lampu kota 8 w dan lampu rem 21 W dengan tujuan pada saat lampu kota atau posisi menyala dan mobil sedang direm, akan terjadi perubahan sinar lampu terlihat menyala lebih terang.
Lampu rem akan selalu menyala bila pedal rem diinjak karena pada saat pedal rem diinjak, tekanan tuas pedal rem cenderung ke posisi atas (tidak mengerem).




Komponen lampu kepala
Gambar 1.4 Switch Rem

Komponen lampu kepala
Gambar 1.5 Rangkaian Lampu Rem
5.        Lampu Mundur
Lampu mundur pada kendaraan bermotor berfungsi di samping untuk memberi tanda mundur pada kendaraan yang berada di belakangnya, juga berfungsi untuk menerangi bagian belakang mobil tersebut. Agar nyala lampu tersebut bisa dibedakan dengan lampu yang lain, warna dari lampu mundur adalah putih. Supaya dapat terlihat jelas pada jarak yang cukup jauh, daya lampu yang terpasang sebesar 23 Watt. Lampu mundur hanya dapat menyala bila mesin hidup ( kunci kontak “ON” ) dan gigi transmisi pada posisi mundur.
Rangkaian lampu mundur
Gambar 1.6 Rangkaian Lampu Mundur
D.      Komponen-Komponen Pendukung Rangkaian Sistem Kelistrikan Body
1.        Baterai
     Baterai berfungsi sebagai sumber arus searah DC (Dirrect Current) pada
sistem kelistrikan otomotif. Umumnya baterai yang digunakan sebagai sumber tenaga pada sistem kelistrikan otomotif mempunyai tegangan 12 Volt dan kapasitasnya berkisar 40–70 AH (Ampere Hour).

12 Volt Baterai
Gambar 1.7 Baterai
Baterai mempunyai 2 kutub, yaitu kutub (+) dan kutub (-). Kutub (+) diberi kode 30 dan kutub (-) atau minus diberi kode 31.
2.        Kunci   Kontak    (Switch)
Kelistrikan otomotif pada mobil menggunakan kunci kontak (Ignition Swtch)
sebagai saklar utama yang menghubungkan semua sistem kelistrikan dengan sumber tenaga (baterai).
Kunci kontak
Gambar 1.8 Kunci Kontak
Kunci kontak mempunyai beberapa posisi, yaitu ;
Off : terputus dari sumber tegangan (baterai)
ACC : terhubung dengan arus baterai , tetapi hanya untuk kebutuhan accecoris
ON / IG : terhubung ke sistem pengapian (Ignition )
START : untuk start





3.        Saklar
Kunci kontak
Gambar 1.9 Wirring saklar lampu kota (a) dan saklar lampu kepala (b)
Saklar di atas dapat dioperasikan dengan cara menekan dan melepas atau menarik dan melepas sehingga kontak gerak akan berpindah dari 56a ke 56b atau sebaliknya. Bila saklar tersebut mempunyai 3 posisi berhenti, pada posisi tidak ditarik (posisi 0), tidak ada kontak yang berhubungan dengan 30 (+ baterai). Bila ditarik 2 kali (posisi 2), kontak 30 (+ Baterai) akan berhubungan dengan 56 (ke saklar dim).
4.        Sekring(fuse)
  Sekring adalah suatu komponen kelistrikan yang berfungsi untuk membatasi
beban arus yang berlebihan. Selain itu, untuk menghindari terjadinya kerusakan pada rangkaian saat terjadi konsleting atau hubungan singkat. Dengan adanya sekring (fuse) rangkaian kelistrikan, bola lampu, kabel-kabel, relay, fleser, dan yang lainnya tidak akan rusak bila terjadi kelebihan arus atau terjadi hubungan singkat karena sekring akan putus terlebih dahulu. Jenis sekring ada bermacam-macam, baik bentuk (konstruksi) maupun jenis filamennya.
Sekring jenis good (a)  dan sekring jenis cartridge (b)
Gambar 1.10 Sekring Jenis Good (a) dan Sekring Jenis Cartridge (b)
5.        Pengedip(Flase)
Pengedip (flaser) digunakan untuk memutus dan menghubungkan arus secara
otomatis pada rangkaian lampu tanda belok sehingga lampu akan berkedip. Jenis pengedip (flaser) ada dua, yaitu jenis bimetal dan magnet.
Detail flaser (a) dan foto flaser (b)
Gambar 1.11 Detail Flaser (a) dan Foto Flaser (b)
6.        Relay
Relay adalah saklar elektrik yang digunakan untuk memutusdan Menghubung
kan arus secara elektrik. Cara kerjanya, bila dialiri arus listrik, kumparan akan menjadi magnet sehingga kontak poin tertarik dan terhubung. Ada dua jenis relay, yaitu relay bila dialiri arus listrik kontak poin akan terhubung dan relay bila dialiri arus listrik akan terputus.
Detail flaser (a) dan foto flaser (b)
Gambar 1.12. Detail relay jenis terbuka (a), relay jenis tertutup (b) dan
foto relay (c)

7.        Kabel Penghubung
Kabel adalah suatu komponen yang digunakan untuk menghubungkan komponen satu dengan komponen yang lainnya yang terbuat dari tembaga dan diberi isolasi supaya tidak terjadi konseleting. Diameter kabel terdiri atas berbagai ukuran. Penggunaan kabel berbeda-beda ukurannya, bergantung pada berapa besar arus yang mengalir. Bila arus yang mengalir besar, berarti harus menggunakan kabel yang berdiameter besar, tetapi bila arus yang mengalir kecil, cukup menggunakan kabel yang berdiameter kecil.
Detail flaser (a) dan foto flaser (b)
Gambar 1.13. Jenis Kabel

E.       Rangkaian Sistem Kelistrikan Body
1.        Rangkaian Lampu Kepala
Rangkaian lampu kepala
Gambar 1.14 Rangkaian Lampu Kepala
Keterangan:
..1. Lampu kepala kiri
..2. Lampu kepala kanan
..3. Relay lampu kepala jarak dekat
..4. Relay lampu jarak jauh
..5. Saklar lampu jarak dekat dan jarak jauh
..6. Saklar utama
..7. Sekring
..8. Fuse link
.. 9. Bateray

2.        Rangkaian Lampu Kota
Rangkaian lampu kota
Gambar 1.15 Rangkaian Lampu Kota
Keterangan:
..1. Lampu kota kanan depan
..2. Lampu kota kiri depan
..3. Lampu kota kiri belakang
..4. Lampu kota kanan belakang
..5. Relay
..6. Saklar
..7. Sekring
..8. Fuse link
..9. Bateray

3.        Rangkaian Lampu Tanda Belok dan Lampu Hazzard
Rangkaian lampu tanda belok dan lampu hazzard
Gambar 1.16 Rangkaian Lampu Tanda Belok dan Lampu Hazzard
Keterangan:
..1. Lampu tanda belok kiri (depan dan belakang)
..2. Lampu tanda belok kanan (depan dan belakang)
..3. Saklar lampu Hazzard
..4. Saklar lampu tanda belok
..5. Flasher (pengedip)
..6. Sekring lampu tanda belok
..7. Sekring lampu Hazzard
..8. Kunci kontak
. . 9. Lampu kontrol tanda belok

4.        Rangkaian Lampu Rem
Rangkaian Lampu rem
Gambar 1.17 Rangkaian Lampu Rem
Keterangan:
..1. Lampu Rem Kiri
..2. Lampu Rem Kanan
..3. Switch
..4. Sekring
..5. Baterai
..30. Arus dari Baterei
..54. Plus Baterai
..55. Lampu Rem



F.        SISTEM PENGAPIAN
1.        Fungsi Sistem Pengapian
Fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan adalah menyediakan percikan bunga api listrik pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine pada akhir langkah kompresi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcQbyy4VIfal5M3iaoINQ0k3o4OQ3HQL_gVrZ9ugV4LkBcaiw40v55aCTN2KftpvjGHCUQyvtnMq3TPbGXfgWGCwaHp4UvYY10m5Y2MpVZkFWga7OfbsznEqHNzNNmTe0X1ugZpBehHD5j/s400/sistem+pengapian.png

2.        Nama-Nama Komponen Sistem Pengapian Serta Fungsinya
a.         Baterai (Battery)
Sebagai sumber arus listrik dengan tegangan rendah (12 Volt).
b.        Kunci Kontak (Ignition Switch)
Untuk memutus atau menghubungkan arus listrik dari baterai ke koil.
c.         Koil (Ignition Coil)
Menaikkan tegangan dari 12 Volt tegangan battery menjadi tegangan tinggi yang besarnya 10.000 – 20.000 Volt.



d.        Kontak Pemutus/Platina (Breaker Point)
Untuk menghubungkan dan memutuskan arus primer dari baterai ke kunci kontak ke koil sampai ke massa.
e.         Kondensor/Kondensator (condensor)
Untuk menyimpan induksi sendiri pada kumparan primer koil yang besarnya 300 – 400 Volt, mencegah percikan bunga api pada platina, serta mempercepat penuhnya arus primer pada saat platina menutup.
f.         Distributor
Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang di hasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada koil ke busi pada tiap- tiap silinder sesuai dengan urutan pengapian. Bagian- bagian ini terdiri dari:
1)        Cam (nok)
Membuka breaker point (platina) pada sudut cam shaftt yang tepat untuk masing-masing selinder.
2)        Centrifugal governor advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.
3)        Vacuum Advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum
Intake manifold).
4)        Rotor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh  ignition coil ketiap- tiap busi.



5)        Distributor Cap
Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing- masing selinder.
g.        Kabel tegangan tinggi
Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari koil ke busi.
h.        Busi
Memercikkan bunga api listrik di ruang bakar pada akhir langkah kompresi sehingga terjadi pembakaran campuran bahan bakar dan udara.

3.        Cara Kerja Sistem Pengapian 
a.         Kunci Kontak ON Platina Dalam Kondisi Menutup
Arus listrik akan mengalir dari (+) battery menuju ke sekring kemudian ke terminal B kunci kontak  IG kunci kontak  (+) koil  kumparan primer koil  (-) koil  platina  massa. Akibatnya pada kumparan primer koil timbul kemagnetan yang mempengaruhi kumparan skunder koil
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA9BfohDrOyYSeZqyc6XKotmAhBqP8nkDdRg5myMP9q4T2hVDg4Jo1m06ZHHjO4vJDrAtipughsGXkwdRJpbqsPocILXpk4G1yBp9049yNbiEjuTSj_9uh6w6HN-xDaNxzE6HUOxvlODno/s400/cara+kerja.png
Gambar 1.19 Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional



Keterangan :
1.    Kumparan primer koil                           7. Battery 
2.    Kumparan skunder koil                         8. Kunci kontak
3.    Koil                                                        9. Distributor
4.    kondensor                                              10. Kabel busi/kabel tegangan tinggi
5.    Platina (kontak pemutus)                       11. Busi
6.    Sekring
b.        Platina Mulai Terbuka
Arus listrik dari battery ke kunci kontak ke koil ke platina sampai ke massa menjadi terputus. Akibatnya pada kumparan primer dan skunder koil terjadi induksi. Pada kumparan skunder koil terjadi induksi tegangan tinggi yang besarnya 10.000 – 20.000 Volt yang dialirkan ke distributor dan ke masing-masing busi sehingga busi dapat meloncatkan bunga api listrik. Pada kumparan primer koil terjadi induksi sendiri yang besarnya 300 – 400 Volt yang selanjutnya disimpan di kondensor.








4.        Prinsip Kerja Koil Pengapian
Konstruksi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTx38ImxpZjOHDU3jdAghpu5fSeJ4lFAonGv2af5e-2r1Qzc0wuE5x2x2BgbmRzGN-Ky4Je-Raunz97PmhvVy3AumgUWrIKMCrVRenabJzob6hHTKe53gN7Hjk4JYqQS_SI869yKDL69RX/s400/koil.png
Gambar 1.20  Konstruksi Coil Pengapian
Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yamg mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil. Karena tegangan tinggi diberikan pada inti besi, inti harus diisolasi oleh tutup dan insolator tambahan diberikan di bagian dasar. Lilitan primer, terdiri dari 200 – 500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, di tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitaan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya.
Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan. Coil menghasilkan pulsa-pulsa tegangan tinggi yang dikirimkan ke busi-busi untuk menyulut  campuran bahan bakar/udara di tabung engine. Lilitan primer coil, menyimpan enerji dalam bentuk medan magnit.  Pada waktu yang ditentukan kontak poin terbuka, arus primer berhenti mengalir dan medan magnit kolap memotong coil sekunder menghasilkan tegangan tinggi ke dalamnya. Tegangan sekunder menyalakan busi.
5.        Kondensor
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxGwcZViEJQUQ4IkrTsDXCRPagQk1HdsziGJHYZ7PvvfEiKzHIPHzj886XrFyvqxm-Bk6bkct61VYUA3AIaHLIWtfElxkQxr2gUvEJXXIvYLzlqRA2NYs7KGCar04Xsqz-AXe3Ce2IV8EZ/s320/kondensor.png
Gambar 1.21 Kondensor  Dipasang Pada Distributor.
Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada saat poin-poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat poin-poin terpisah. Sebuah Kondensor terdiri dari beberapa lembar kertas timah masing-masing lapisan diberi isolasi kertas paraffin, lembar tersebut digulung dengan ketat sehingga berbentuk silinder, masing-masing kumpulan plat dihubungkan dengan satu kawat sebagai kutub positif dan negative. Kondensor biasanya dipasang didalam distributor dan ada juga yang dipasang diluar distributor.

Kondensor itu diperlukan karena:
-      Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan tersebut
sangat lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran arus.
-      Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit.
-      Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat tinggi.

Tanpa kondensor, yang terjadi adalah:
-      Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi sangat tinggi
mendorong arus meloncati celah  membakar permukaan kontak poin. Aliran arus tidak dapat cepat berhenti, dan medan magnit kolap sangat lambat. Karenanya tegangan sekunder terlalu rendah untuk menyalakan busi.

6.        Pengendali/Pemaju Pengapian Sentrifugal
Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat putaran engine naik, distributor mempunyai mekanisme sentrifugal yang terdiri dari dua buah pemberat yang mempunyai titik tumpu di bagaian bawah distributor. Kedua pemberat ini ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar dengan sumbu distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat terlempar ke arah luar (karena pengaruh gaya sentrifugal) melawan tarikan pegas dan akhirnya memajukan bubungan kontak poin.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwFXTwr4Az0RLTemDuUDhwjof4nvUWWPEzChdxDEZdYWHWYfhquL1qCDNZf163qg3FTvBGaTz2alp6UsH7fT0lxHMsyEMalfa6cWoB_L_bCdkEqGZz6pYrmqJe1XChdHfNRKLT7OuypPky/s320/sentrifugal.png
Gambar 1.22 Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian jenis Sentrifugal.

Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat pemberat bergerak ke arah luar akibat gaya sentrifugal, bubungan bergeser, atau berputar, searah dengan perputaran poros. Hal ini membuat bubungan kontak poin bersinggungan lebih cepat dengan kontak poin, dengan demikian terjadilah pemajuan pengapian.
7.        Pengendali Pengapian Vacuum
Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan saat diperoleh tekanan kompresi maksimum adalah tidak tetap, tetapi berubah-ubah sesuai kecepatan pembakaran.
-      Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia akan terbakar
dengan sangat cepat sewaktu di sulut.
-      Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah, campuran akan
terbakar dengan lambat. Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada suatu engine, jumlah campuran udara/bahan bakar di dalam silinder (pada awal langkah kompresi) berubah-ubah sesuai posisi pembukaan katup throttle, dengan demikian terjadi perubahan pada tekanan kompresi pada rentang kerja engine.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY0RxzrSqD6mcdubtQH9mZZoqPtrceY1sOYXby01zgWCJSKb9EXrAfQ44lVubPAp8CZf8qVUYd8558Mz3PiXnw9p2v1XwXscKX6HKEaED8KhBaRPNfwDypwKwkeIi3OCw9FiLgSIRnwivN/s320/vacuum.png
Gambar 1.23  Konstruksi Vacuum Advancer
Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum terdiri dari unit diafragma vacuum, dihubungkan dengan pelat dudukan distributor dan sisilain diafragma dihubungkan dengan saluran vacuum karburator melalui selang vacuum. Diafragma ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat dudukan dan kontak poin akan berputar saat diafragma berhubungan dengan kevacuuman saluran masuk engine.
Cara Kerja
Pembukaan katup gas/throttle yang kecil akan memberikan tingkat kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan berputar mempercepat saat pengapian.Saat pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan tekanan udara luar (tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan tidak terjadi pemajuan saat pengapian.
Catatan:
Kerjasama antara pemaju pengapian sentrifugal dan kevacuuman secara otomatis memberikan perubahan yang pasti terhadap saat pengapian pada setiap rentang kerja engine.

8.        Sudut Dwell
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup. Sudut Dwell yang tepat sangat penting pada coil pengapian. Coil pengapian, agar dapat berkerja dengan baik memerlukan waktu aliran arus yang mengalir pada lilitan primercukup lama agar mampu membangkitkan medan magnet yang kuat di sekitarnya.Kekuatan medan magnet digunakan untuk memotong lilitan sekunder agar menghasilkan tegangan yang diperlukan untuk menyalakan busi.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2mkbnQpPdwDXOC0Ftm9fqQ-rkFurt7iGfEH94sdGEY7Qm7nBcvfXgD5uXlWkI9bCPBg1RGEjobkUCG9S9RxsJayPLrhDAbK67PV179ujTWoNYdaWuUW5u5qjvLPH95pUygo33cRRL_1Hl/s400/sudut+well.png
Gambar 1.24  Sudut Dwell
Celah kontak poin dapat merubah sudut dwell. Celah kontak poin yang sempit akan menaikkan sudut dwell. Ini berarti kontak poin tertutup lebih cepat dan munutupnya terlambat dan ini meningkatkan sudut dwell.
Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus:
60% x 360/n.
n = jumlah selinder
Sudut dwell yang terlalu besar dapat menimbulkan kerugian. Kontak poin menutup lebih cepat dapat mempengaruhi kerja coil pengapian dan kondensor menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek.

9.        Busi
Busi berguna untuk menghasilkan bunga api dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil. Bunga api yang dihasilkan oleh busi kemudian di pergunakan untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dengan udara yang telah di kompresikan di dalam selinder.
Konstruksi busi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgovQxaWQGCpUOfv4has0CR0a9Nxc2Mh9ftMVt77I_3riJhegWX2BpT-4RozoyNZrYDKQUpbonLta_H9HCzfGPJzNpj00cNdXZrdOXgxESEEejnxhq-2bG4pBfLw6CuhH1Sq-s5UiNTmMNS/s320/busi.png
Gambar 1.25 Konstruksi Bus
Pada busi terdapat dua buah elektroda yaitu elektroda tengan dan samping
elektroda tengah mengalirkan arus listrik dari distributor yang kemudian akan mel
ompat menuju elektroda samping.Isolator yang ada pada busi untuk mencegah bocornya arus listrik tegangan tinggi, sehingga tetap mengalir mel;alui elektroda tengah dan elektroda samping terus ke masa sambil menghasilkan bunga api dari elektroda tengah ke elektroda samping.



10.    Nilai Panas Busi
Yang dimaksud dengan nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Busi yang meradiasikan panas yang lebih banyak disebut busi dingin sebab busi tersebut akan tetap dingin, sedangkan busi yang meradiasikan busi panas sedikit disebut dengan busi panas. Busi dingin mempunyai ujung insulator yang lebih pendek karena permukaan persinggungan dengan api lebih kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan panas sangat baik dan tempratur elektroda tengah tidak akan naik terlalu tinggi.
Sedangkan busi panas mempunyai ujung insulator yang panjang dan permukaan singgung dengan api yang luas sehingga jaluir perambatan panas menjadi panjang dan radiasi panas menjadi kecil. Akibatnya terpratur elektroda tengah menjadi naik.Nilai panas busi juga dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzu16XTmlDunVgXdBqWG6jiihdGYmjx9sCi09mX4cScQxJik7yTisEZV_r4Vz_5BDUtMD4IAvb6TEqhDN-mmLrBWHYJrhQ9cXbhU4tEmiujHzQax71O_l0bJ3BgS37UjPFJp0eX2JlG98k/s400/nilai+panas+busi.png
Gambar 1.26 Busi Tipe Panas dan Busi Tipe Dingin



BAB III
PROSES PERANCANGAN

A.      Jenis Alat Yang Akan Dibuat
Jenis alat yang akan dirancang adalah sebuah alat ‘’media pembelajaran
trainer kelistrikan’’
B.       Alat Dan Bahan
a.        Alat yang digunakan yaitu : 
No.
Alat
  No

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Gergaji besi
Mesin bor
Mesin Gerinda
Kunci ring
Kunci pas
Obeng (+ ) (- )
Palu
Ragum
Gergaji besi
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Gergaji kayu
Tang biasa
Tang Potong
Mesin Las Asetilin
Kuas
Las Listrik
Solder
Pisau Akrilik
Avo Meter
Table 1.2 Alat System Kelistrikan
b.  Bahan yang digunakan yaitu:
1.      Baterai
2.      Kotak sekring/sekring
3.      Kunci kontak
4.      Ignition coil
5.      Lampu kepala
6.      Klakson
7.      Lampu ruangan
8.      Lampu kota depan
9.      Lampu belakang
10.  Lampu plat nomor
11.  Lampu kabut
12.  Lampu mundur
13.  Lampu tanda belok
14.  Lampu indicator
15.  Penghapus kaca
16.  Bola lampu
17.  Relai
18.  Flaser
19.  Switch lampu rem
20.  Switch lampu mundur
21.  Soket jantan
22.  Soket betina
23.  Soket bending ports
24.  Soket skun
25.  Soket relai
27.  Coil
28.  Distri butor
29.  Busi
30.  Kabel busi
31.  Kertas stiker
32.  Tinta printer
32.    Amperemeter
33.    Volmeter
34.    Akrilik
35.    Besi kotak
36.    Besi strip
37.     Mata bor listrik 6,7,8,10,12,14 mm
38.    Baut dan mur 10 dan 12
39.    Sekrup
40.    Mata gerinda
41.    Kabel serabut tunggal
42.    Cat
43.    Elektroda las
44.    Dioda
45.    Roda
46.    Amplas
47.    Kabel aki dan penjepit
48.    Isolasi
49.    Timah
50.    Tripleks
51.    Mata gerinda potong
52.    Tinner
Table 1.3 Bahan System Kelistrikan


C.      Prosedur Perancangan
Prosedur perancangan media sistem kelistrikan standar
secara keseluruhan terdiri dari:
1.      Mendesain bentuk dasar media
2.      Pembuatan Rangka
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Merancang bentuk/model rangka
c. Memotong bahan pembuatan rangka sesuai dengan ukuran pada gambar.
d. Menyambung rangka dengan las
D.      Gambar Media
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH_UKT3XAu2XCynzscDL5TaSEsb-S3XGf429aQEzjuKZKsZ67AJiXf1aBrwTe8-Zm6f6wlnrji0eDi99RSzMqQAYGARv3UUH9ipAsBmfCrqBhPn0NkKHn0mj2zwIlivMdWOElgRyXgsfA/s400/rangka.jpg
1.      Rangka Yang Direncanakan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF62-glTzHOFXxNuGluL4Le2BCcnzEWisCX0lts2iM_18Fb4H7HOn6txclRsAXAcuStNKxwIQxw1rN3-db29peQyw4XFI6lUpbWy0UqqaP133ND_t2vT0TL6DGRLBf67CnbVf_zIF3mig/s640/body+blog.jpg
2.      Gambar Rancangan Rangka Dengan Sistem Kelistrikan
E.       Rekapitulasi Anggaran
Adapun rencana anggaran yang dibutuhkan dalam pembuatan tugas akhir ini diuraikan pada kolom dibawah ini adalah sebagai berikut:
NO
Nama Barang
Jumlah satuan
Harga Satuan
Jumlah Harga

1.
Baterai
1
Rp. 650.000
Rp.650.000

2.
Kotak Sekring/sekring
1
Rp. 85.000
Rp.85.000

3.
Kunci Kontak
1
Rp. 40.000
Rp.40.000

4.
Coil
1
Rp. 250.000
Rp. 250.000

5.
Lampu Kepala
2
Rp. 30.000
Rp. 60.000

6.
Klakson
2
Rp. 25.000
Rp. 50.000

7.
Lampu Ruangan
1
Rp. 45.000
Rp. 45.000

8.
Lampu Kota Depan
2
Rp. 50.000
Rp. 100.000

9.
Lampu Kota Belakang
2
Rp. 50.000
Rp. 100.000

10.
Lampu Plat Nomor
1
Rp. 25.000
Rp. 25.000

11.
Lampu Kabut
4
Rp. 25.000
Rp. 200.000

12.
Lampu Indicator
1
Rp. 100.000
Rp. 100.000

13.
Penghapus Kaca
2
Rp. 150.000
Rp. 300.000

14.
Bola Lampu
12
Rp. 7000
Rp. 84.000

15.
Relay
4
Rp. 35.000
Rp. 140.000

16.
Flaser
1
Rp. 35.000
Rp. 35.000

17.
Switch Lampu Rem
1
Rp. 5000
Rp. 5000

18.
Switch Lampu Mundur
1
Rp. 5000
Rp. 5000

19.
Soket Bending Ports
6
Rp. 10.000
Rp. 60.000

20.
Soket Skun
1
Rp. 200.000
Rp. 200.000

21.
Soket Relai
4
Rp. 25.000
Rp. 100.000

22.
Distributor
1
Rp. 300.000
Rp. 300.000

23.
Busi
4
Rp. 30.000
Rp. 120.000

24.
Kabel Busi
5
Rp. 20.000
Rp. 100.000

25.
Kertas Stiker
1 pcs
Rp. 100.000
Rp. 100.000

26.
Tinta Printer
2 pcs
Rp. 50.000
Rp. 100.000

27.
Isolasi            
10
Rp. 10.000
Rp. 100.000

28.
Timah
5
Rp. 15000
Rp. 75000

29.
Solder
1
Rp. 200.000
Rp. 200.000

30.
Mesin Gerinda
1
Rp. 450.000
Rp. 450.000

31.
Mesin Bor
1
Rp. 500.000
Rp. 500.000

32.
Besi Batang 4 m
5
Rp. 250.000
Rp. 1.250.000

33.
Kunci Ring/set
1
Rp. 500.000
Rp. 500.000

34.
Pisau Akrilik
5
Rp. 100.000
Rp. 500.000

35.
Avo Meter
1
Rp. 650.000
Rp. 650.000

36.
Tang Biasa
1
Rp. 55.000
Rp. 55.000

37.
Tang Potong
1
Rp. 65.000
Rp. 65.000

38.
Palu
3
Rp. 55.000
Rp. 165.000

39.
Soket bending port
6
Rp. 50.000
Rp. 300.000

40.
Kuas
5
Rp. 5000
Rp. 25.000


Total Harga :

Rp 8.129.000













F.     Dokumentasi Media












Tidak ada komentar:

Posting Komentar