BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kemajuan
ilmu pengetahuan teknologi dan teknologi Otomotif membuat dunia pendidikan
tinggi semakin dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas mahasiswanya yang
unggul dan profesional. Karena tantangan kerja di dunia industri khususnya
dalam bidang Otomotif membutuhkan kualifikasi sumber daya manusia dengan
spesialisai keterampilan teknis dan praktis yang produktif. Untuk menjawab
tantangan tersebut maka dituntut peningkatan mutu mahasiswa baik secara teori
maupun praktek.
Menjawab
tuntutan di atas maka semua pihak harus bertanggung jawab baik pemerintah,
masyarakat, keluarga dan pendidikan. Pada perguruan tinggi terdiri dari
pendidikan jalur profesional. Jalur akademik mendasari pada pengalaman dan
keterampilan kerja atau menekankan pada aplikasi ilmu dan teknologi.
Jurusan
Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar disamping mendidik
dengan pendidikan juga mendidik diploma (D3). Pendidikan program D3 diarahkan
untuk memahami pengetahuan baik secara teori maupun secara praktek yang
praktis.
Jurusan
pendidikan teknik otomotif yang memiliki program diploma tiga (D3) sebagai ahli
media diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja didunia industri. Secara
konsepsional perguruan tinggi akan mampu mewujudkan tujuan tersebut, jika
sarana dan prasarana proses belajar mengajar terpenuhi atau mendekati dalam
mencapai tujuan. Salah satu faktor pendukung tercapai kualitas yang diharapkan
adalah tersedianya fasilitas praktek.
Fasilitas
alat praktek kelistrikan pada laboratorium sudah ada namun belum seimbang
antara jumlah mahasiswa dengan alat praktek kelistrikan. Media praktekum
kelistrikan di laboratorium Pendidikan Teknik Otomotif dua buah sedangkan
mahasiswa yang program pada semester genap tahun ajaran 2013-2014 program studi
SI 40 Mahasiswa dan D3 pada tahun
2012-2013 45 Mahasiswa (prodi Pendidikan Teknik Otomotif), jadi setiap satu
alat praktek ±11 mahasiswa yang menggunakannya sedangkan idealnya 1:3.
Menurut
kenyataan penunjang terlaksana proses belajar mengajar praktek masih perlu
dilengkapi khususnya "sistem kelistrikan mobil” maka salah satu cara yang
dapat ditempuh adalah membuat media pengajaran praktek berupa satu unit sistem
kelistrikan body mobil sebagai alat untuk memperlihatkan prinsip kerja sistem
kelistrikan, sehingga berguna sebagai alat praktek sistem kelistrikan body
mobil. Tugas ini juga merupakan aplikasi dari ilmu yang diperoleh dibangku
kuliah sehingga ilmu yang didapatkan tersebut dapat ditempatkan dalam bentuk
yang bersifat fisik.
B.
Alasan
Memilih Judul
Tugas akhir ini
berjudul ‘’Media Treiner Kelistrikan’’ merupakan hasil pengamatan terhadap
masalah yang kami temukan pada pelaksanaan praktek dan penggunaan kelistrikan
mobil benar-benar sangat dibutuhkan. Alumni Jurusan Teknik Otomotif nantinya
khususnya program D3 secara otomatis dituntut untuk dapat memahami benar
prinsip kerja sistem kelistrikan. Selain itu, setelah melihat kenyataan yang
ada di masyarakat juga banyak digunakan
sistem kelistrikan khususnya pada mobil. Oleh karena itu, guna menghindari
kesulitan mahasiswa Jurusan Teknik Otomotif dalam melakukan praktek dimasa yang
akan datang, maka dirancanglah suatu peralatan praktek yang dapat dipakai untuk
mengajarkan prinsip kerja sistem
kelistrikan secara utuh.
C.
Tujuan
Kegiatan
Untuk mengetahui
dan memahami cara merancang media trainer kelistrikan serta prinsip kerja
komponen.
D.
Manfaat Kegiatan
1.
Mahasiswa
a.
Dapat mengetahui dan memahami cara
merancang/merakit Media Trainer Kelistrikan.
b.
Dapat memahami lebih dalam tentang fungsi
dan cara kerja setiap komponen sistem kelistrikan.
2.
Dosen
Dengan
adanya media ini, dapat membantu dosen dalam proses pembelajaran bagi mahasiswa
untuk mengetahui prinsip kerja sistem kelistrikan, terutama dalam mata kuliah :
a.
Listrik dan elektronika dasar
b.
Listrik dan elektronika otomotif
3.
Fakultas
Laboratorium/workshop otomotif mendapat
tambahan alat praktikum khususnya trainer kelistrikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Definisi
Sistem Kelistrikan Body
Sistem
kelistrikan body adalah instalasi dari berbagai rangkaian penerangan pada
kendaraan. Rangkaian sistem kelistrikan body tersebut, antara lain sistem
penerangan lampu kepala, lampu kota, lampu tanda belok, lampu hazzard, lampu
plat nomor, lampu rem, dan lampu mundur.
B.
Fungsi System
Kelistrikan Body
Fungsi
sistem kelistrikan body adalah sebagai penerangan pada kendaraan untuk
memberikan tanda-tanda kepada pengendara lain pada saat akan membelok maupun
akan berhenti sehingga pengendara akan aman dari kecelakaan. selain itu, juga
untuk memberikan indikator pada pengendara contoh lampu tanda belok ke kanan
ataupun kiri sudah menyala, kondisi bahan bakar masih banyak atau sudah habis
dan lain-lain.
C.
Bagian-Bagian
Sistem Kelistrikan Body
1.
Lampu Kepala
Lampu ini ditempatkan di depan kendaraan, berfungsi untuk menerangi jalan
Lampu ini ditempatkan di depan kendaraan, berfungsi untuk menerangi jalan
pada malam hari. Umumnya lampu
kepala dilengkapi lampu jarak jauh dan jarak dekat. Nyala lampu jarak jauh dan
jarak dekat dikontrol oleh dimmer switch. Lampu kepala menyala bersamaan dengan
lampu belakang melalui saklar tarik atau putar. Lampu kepala yang dipakai ada
dua tipe, yaitu tipe sealed beam dan bola lampu. Jenis Sealed beam banyak
dipakai pada kendaraan yang kostruksinya filamen, kaca dan reflektornya menjadi
satu kesatuan. Tipe bola lampu banyak digunakan sebagai lampu depan pada sepeda
motor.
Gambar 1.1 Komponen
Lampu Kepala
2.
Lampu Kota
Lampu kota (lampu posisi) pada kendaraan bermotor dapat dinyalakan sendiri
Lampu kota (lampu posisi) pada kendaraan bermotor dapat dinyalakan sendiri
dan dapat juga menyala bila lampu
kepala dinyalakan. Tujuannya adalah bila malam hari atau gelap, pengendara atau
orang lain dapat dengan cepat mengetahui lebar atau tinggi kendaraan
(untuk kendaraan jenis truk dan bus). Karena kegunaannya untuk
mengetahui lebar dan tinggi kendaraan, posisi lampu kota harus berada di bagian
ujung dari bagian yang terlebar dan
tertinggi dari kendaraan. Ada
beberapa lampu pada kendaraan yang dapat menyala bersama lampu kota atau
posisi, di antaranya lampu penerangan papan instrument dan lampu plat nomor
bagian belakang.Arus lampu plat nomor selalu dihubungkan dengan lampu kota
sebelah kanan dengan maksud bila lampu kota sebelah kanan belakang mati atau
tidak menyala, masih ada tanda yang lain tentang lebar kendaraan.
Gambar 1.2
Switch Shecring
·
Penggunaan Bola Lampu dan Sekring
Dalam
satu unit kendaraan bermotor (mobil), pada saat lampu kota atau posisi
dinyalakan, jumlah daya lampu yang diperlukan adalah:
Table 1.1
Daya Lampu
Nama
Komponen
|
Daya
Lampu
|
..4
buah bola lampu kota
..2
buah bola lampu plat Nomor
..2
buah bola lampu instrument
|
..4
X 8 Watt = 32 Watt
..2
X 3 Watt = 6 Watt
..2
X 3 Watt = 6 Watt
|
Sekring yang terpasang untuk lampu kota
(Tail Fuse) adalah 1,5 X daya lampu (1,5 X 44 Watt = 66 Watt). Kebutuhan
sekring yang ada di pasaran adalah 10 Amper, maka pemilihan sekring yang tepat
adalah 10 Amper.
3.
Lampu Tanda Belok
Lampu tanda belok atau sein dan lampu hazzard adalah dua sistem tanda yang
Lampu tanda belok atau sein dan lampu hazzard adalah dua sistem tanda yang
berbeda,tetapi
menggunakan komponen yang sama.Sistem ini terdiri atas empat buah lampu
berwarna kuning, yaitu:
. .1 bola lampu kiri depan
. .1bola lampu kiri belakang
. .1bola lampu kanan depan
. .1 bola lampu kanan belakang
. .1 bola lampu kiri depan
. .1bola lampu kiri belakang
. .1bola lampu kanan depan
. .1 bola lampu kanan belakang
Agar
sistem tanda ini berfungsi dengan baik, lampu-lampu tersebut harus dapat menyala
dan berkedip sempurna, yaitu selama 1 menit adalah 60kali kedipan.Hal ini bisa
terjadi bila arus yang masuk ke bola lampu berupa arus putus-hubungyang
diperoleh dari alat pengedip (flasher). Bila saklar lampu tanda belok
dioperasikan ke kiri atau ke kanan, lampu yang berkedip kiri saja atau kanan
saja. Saklar tersebut biasanya terletak di bawah lingkar kemudi dan dirakit di
batang kemudi. Bila saklar lampu hazzard dioperasikan atau difungsikan, lampu
yang berkedip adalah kiri dan kanan secara bersamaan. Saklar lampu hazzard
biasanya terletak di bagian batang kemudi sebelah depan. Perbedaan kedua sistem
tersebut adalah dari fungsinya, lampu tanda belok dipergunakan bila kendaraan
akan mengubah arah atau berbelok, sedangkan lampu hazzard digunakan bila dalam
keadaan bahaya. Misalnya mobil sedang menarik atau ditarik mobil lain, mobil
berhenti darurat karena ada kerusakan. Oleh karena itu, lampu hazzard harus
dapat dinyalakan tanpa harus menyalakan kunci kontak.
Gambar 1.3
Saklar (switch) steering
4.
Lampu Rem
Lampu rem pada
kendaraan bermotor biasanya berwarna merah dan ditempatkan di bagian belakang
yang menyatu dengan lampu kota atau posisi. Daya rem harus lebih besar daripada
lampu posisi. Misalnya bola lampu dobel filamen dengan tulisan 8/21 w 12V
berarti daya lampu kota 8 w dan lampu rem 21 W dengan tujuan pada saat lampu
kota atau posisi menyala dan mobil sedang direm, akan terjadi perubahan sinar
lampu terlihat menyala lebih terang.
Lampu rem akan selalu menyala bila pedal rem diinjak karena pada saat pedal rem diinjak, tekanan tuas pedal rem cenderung ke posisi atas (tidak mengerem).
Lampu rem akan selalu menyala bila pedal rem diinjak karena pada saat pedal rem diinjak, tekanan tuas pedal rem cenderung ke posisi atas (tidak mengerem).
Gambar 1.4
Switch Rem
Gambar
1.5 Rangkaian Lampu Rem
5.
Lampu Mundur
Lampu
mundur pada kendaraan bermotor berfungsi di samping untuk memberi tanda mundur
pada kendaraan yang berada di belakangnya, juga berfungsi untuk menerangi bagian
belakang mobil tersebut. Agar nyala lampu tersebut bisa dibedakan dengan lampu
yang lain, warna dari lampu mundur adalah putih. Supaya dapat terlihat jelas
pada jarak yang cukup jauh, daya lampu yang terpasang sebesar 23 Watt. Lampu
mundur hanya dapat menyala bila mesin hidup ( kunci kontak “ON” ) dan gigi
transmisi pada posisi mundur.
Gambar
1.6 Rangkaian Lampu Mundur
D.
Komponen-Komponen
Pendukung Rangkaian Sistem Kelistrikan Body
1.
Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber arus searah DC (Dirrect Current) pada
Baterai berfungsi sebagai sumber arus searah DC (Dirrect Current) pada
sistem kelistrikan otomotif.
Umumnya baterai yang digunakan sebagai sumber tenaga pada sistem kelistrikan
otomotif mempunyai tegangan 12 Volt dan kapasitasnya berkisar 40–70 AH (Ampere
Hour).
Gambar
1.7 Baterai
Baterai
mempunyai 2 kutub, yaitu kutub (+) dan kutub (-). Kutub (+) diberi kode 30 dan
kutub (-) atau minus diberi kode 31.
2.
Kunci
Kontak (Switch)
Kelistrikan otomotif pada mobil menggunakan kunci kontak (Ignition Swtch)
Kelistrikan otomotif pada mobil menggunakan kunci kontak (Ignition Swtch)
sebagai saklar utama yang
menghubungkan semua sistem kelistrikan dengan sumber tenaga (baterai).
Gambar
1.8 Kunci Kontak
Kunci
kontak mempunyai beberapa posisi, yaitu ;
Off
: terputus dari sumber tegangan (baterai)
ACC
: terhubung dengan arus baterai , tetapi hanya untuk kebutuhan accecoris
ON / IG : terhubung ke sistem pengapian (Ignition )
ON / IG : terhubung ke sistem pengapian (Ignition )
START
: untuk start
3.
Saklar
Gambar
1.9 Wirring saklar lampu kota (a) dan saklar lampu kepala (b)
Saklar
di atas dapat dioperasikan dengan cara menekan dan melepas atau menarik dan
melepas sehingga kontak gerak akan berpindah dari 56a ke 56b atau sebaliknya.
Bila saklar tersebut mempunyai 3 posisi berhenti, pada posisi tidak ditarik
(posisi 0), tidak ada kontak yang berhubungan dengan 30 (+ baterai). Bila
ditarik 2 kali (posisi 2), kontak 30 (+ Baterai) akan berhubungan dengan 56 (ke
saklar dim).
4.
Sekring(fuse)
Sekring adalah suatu komponen kelistrikan yang berfungsi untuk membatasi
Sekring adalah suatu komponen kelistrikan yang berfungsi untuk membatasi
beban arus yang berlebihan. Selain
itu, untuk menghindari terjadinya kerusakan pada rangkaian saat terjadi
konsleting atau hubungan singkat. Dengan adanya sekring (fuse) rangkaian
kelistrikan, bola lampu, kabel-kabel, relay, fleser, dan yang lainnya tidak
akan rusak bila terjadi kelebihan arus atau terjadi hubungan singkat karena
sekring akan putus terlebih dahulu. Jenis sekring ada bermacam-macam, baik
bentuk (konstruksi) maupun jenis filamennya.
Gambar
1.10 Sekring Jenis Good (a) dan Sekring Jenis Cartridge (b)
5.
Pengedip(Flase)
Pengedip (flaser) digunakan untuk memutus dan menghubungkan arus secara
Pengedip (flaser) digunakan untuk memutus dan menghubungkan arus secara
otomatis pada rangkaian lampu tanda
belok sehingga lampu akan berkedip. Jenis pengedip (flaser) ada dua, yaitu
jenis bimetal dan magnet.
Gambar
1.11 Detail Flaser (a) dan Foto Flaser (b)
6.
Relay
Relay adalah saklar elektrik yang digunakan untuk memutusdan Menghubung
Relay adalah saklar elektrik yang digunakan untuk memutusdan Menghubung
kan arus secara elektrik. Cara
kerjanya, bila dialiri arus listrik, kumparan akan menjadi magnet sehingga
kontak poin tertarik dan terhubung. Ada dua jenis relay, yaitu relay bila
dialiri arus listrik kontak poin akan terhubung dan relay bila dialiri arus
listrik akan terputus.
Gambar 1.12.
Detail relay jenis terbuka (a), relay jenis tertutup (b) dan
foto relay (c)
7.
Kabel Penghubung
Kabel
adalah suatu komponen yang digunakan untuk menghubungkan komponen satu dengan
komponen yang lainnya yang terbuat dari tembaga dan diberi isolasi supaya tidak
terjadi konseleting. Diameter kabel terdiri atas berbagai ukuran. Penggunaan
kabel berbeda-beda ukurannya, bergantung pada berapa besar arus yang mengalir.
Bila arus yang mengalir besar, berarti harus menggunakan kabel yang berdiameter
besar, tetapi bila arus yang mengalir kecil, cukup menggunakan kabel yang
berdiameter kecil.
Gambar
1.13. Jenis Kabel
E.
Rangkaian
Sistem Kelistrikan Body
1.
Rangkaian Lampu Kepala
Gambar
1.14 Rangkaian Lampu Kepala
Keterangan:
..1. Lampu kepala kiri
..1. Lampu kepala kiri
..2.
Lampu kepala kanan
..3.
Relay lampu kepala jarak dekat
..4.
Relay lampu jarak jauh
..5.
Saklar lampu jarak dekat dan jarak jauh
..6.
Saklar utama
..7.
Sekring
..8.
Fuse link
..
9. Bateray
2.
Rangkaian Lampu Kota
Gambar
1.15 Rangkaian Lampu Kota
Keterangan:
..1. Lampu kota kanan depan
..1. Lampu kota kanan depan
..2.
Lampu kota kiri depan
..3.
Lampu kota kiri belakang
..4.
Lampu kota kanan belakang
..5.
Relay
..6.
Saklar
..7.
Sekring
..8.
Fuse link
..9.
Bateray
3.
Rangkaian Lampu Tanda Belok dan Lampu
Hazzard
Gambar
1.16 Rangkaian Lampu Tanda Belok dan Lampu Hazzard
Keterangan:
..1. Lampu tanda belok kiri (depan dan belakang)
..1. Lampu tanda belok kiri (depan dan belakang)
..2.
Lampu tanda belok kanan (depan dan belakang)
..3.
Saklar lampu Hazzard
..4.
Saklar lampu tanda belok
..5.
Flasher (pengedip)
..6.
Sekring lampu tanda belok
..7.
Sekring lampu Hazzard
..8.
Kunci kontak
.
. 9. Lampu kontrol tanda belok
4.
Rangkaian Lampu Rem
Gambar
1.17 Rangkaian Lampu Rem
Keterangan:
..1. Lampu Rem Kiri
..1. Lampu Rem Kiri
..2.
Lampu Rem Kanan
..3.
Switch
..4.
Sekring
..5.
Baterai
..30.
Arus dari Baterei
..54.
Plus Baterai
..55.
Lampu Rem
F.
SISTEM PENGAPIAN
1.
Fungsi Sistem
Pengapian
Fungsi dari sistem pengapian pada
kendaraan adalah menyediakan percikan bunga api listrik pada busi untuk
membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine pada akhir
langkah kompresi.
2.
Nama-Nama Komponen Sistem Pengapian Serta Fungsinya
a.
Baterai (Battery)
Sebagai sumber arus listrik dengan
tegangan rendah (12 Volt).
b.
Kunci Kontak (Ignition Switch)
Untuk memutus atau menghubungkan arus
listrik dari baterai ke koil.
c.
Koil (Ignition Coil)
Menaikkan
tegangan dari 12 Volt tegangan battery menjadi tegangan tinggi yang besarnya
10.000 – 20.000 Volt.
d.
Kontak Pemutus/Platina (Breaker Point)
Untuk
menghubungkan dan memutuskan arus primer dari baterai ke kunci kontak ke koil
sampai ke massa.
e.
Kondensor/Kondensator
(condensor)
Untuk menyimpan
induksi sendiri pada kumparan primer koil yang besarnya 300 – 400 Volt,
mencegah percikan bunga api pada platina, serta mempercepat penuhnya arus
primer pada saat platina menutup.
f.
Distributor
Berfungsi
membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang di hasilkan
(dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada koil ke busi pada tiap- tiap silinder
sesuai dengan urutan pengapian. Bagian- bagian ini terdiri dari:
1)
Cam (nok)
Membuka breaker
point (platina) pada sudut cam shaftt yang tepat untuk masing-masing selinder.
2)
Centrifugal governor advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan
putaran mesin.
3)
Vacuum Advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan
beban mesin (vacuum
Intake
manifold).
4)
Rotor
Membagikan arus
listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignition coil ketiap- tiap busi.
5)
Distributor Cap
Membagikan arus
listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi
untuk masing- masing selinder.
g.
Kabel tegangan tinggi
Mengalirkan
arus listrik tegangan tinggi dari koil ke busi.
h.
Busi
Memercikkan
bunga api listrik di ruang bakar pada akhir langkah kompresi sehingga terjadi
pembakaran campuran bahan bakar dan udara.
3.
Cara Kerja Sistem Pengapian
a.
Kunci Kontak ON Platina Dalam Kondisi Menutup
Arus listrik akan mengalir dari (+)
battery menuju ke sekring kemudian ke terminal B kunci kontak IG kunci kontak
(+) koil kumparan primer koil (-) koil platina massa. Akibatnya pada
kumparan primer koil timbul kemagnetan yang mempengaruhi kumparan skunder koil
Gambar 1.19 Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional
Keterangan :
1. Kumparan primer
koil
7. Battery
2. Kumparan skunder
koil
8. Kunci kontak
3.
Koil
9. Distributor
4.
kondensor
10. Kabel busi/kabel tegangan tinggi
5. Platina (kontak
pemutus)
11. Busi
6. Sekring
b.
Platina Mulai Terbuka
Arus listrik dari battery ke kunci kontak
ke koil ke platina sampai ke massa menjadi terputus. Akibatnya pada kumparan primer dan
skunder koil terjadi induksi.
Pada kumparan
skunder koil terjadi induksi tegangan tinggi yang besarnya 10.000 – 20.000 Volt
yang dialirkan ke distributor dan ke masing-masing busi sehingga busi dapat
meloncatkan bunga api listrik. Pada kumparan primer koil terjadi induksi
sendiri yang besarnya 300 – 400 Volt yang selanjutnya disimpan di kondensor.
4.
Prinsip Kerja
Koil Pengapian
Konstruksi.
Gambar 1.20 Konstruksi Coil Pengapian
Coil pengapian terdiri dari rumah logam
yang meliputi lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet.
Lilitan sekunder, yamg mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat
tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan
disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil.
Karena tegangan tinggi diberikan pada inti besi, inti harus diisolasi oleh
tutup dan insolator tambahan diberikan di bagian dasar. Lilitan primer,
terdiri dari 200 – 500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, di tempatkan
dekat dengan bagian luar sekelililng lilitaan sekunder. Panjang dan lebar kawat
akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada
penggunaannya.
Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan.
Coil menghasilkan pulsa-pulsa tegangan tinggi yang dikirimkan ke busi-busi
untuk menyulut campuran bahan bakar/udara di tabung engine. Lilitan primer
coil, menyimpan enerji dalam bentuk medan magnit. Pada waktu yang
ditentukan kontak poin terbuka, arus primer berhenti mengalir dan medan magnit
kolap memotong coil sekunder menghasilkan tegangan tinggi ke dalamnya. Tegangan
sekunder menyalakan busi.
5.
Kondensor
Gambar 1.21 Kondensor Dipasang Pada Distributor.
Kondensor mencegah percikan bunga api
pada poin-poin pada saat poin-poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan
mengalir ke dalam kondensor pada saat poin-poin terpisah. Sebuah
Kondensor terdiri dari beberapa lembar kertas timah masing-masing lapisan
diberi isolasi kertas paraffin, lembar tersebut digulung dengan ketat sehingga
berbentuk silinder, masing-masing kumpulan plat dihubungkan dengan satu kawat
sebagai kutub positif dan negative. Kondensor biasanya dipasang didalam
distributor dan ada juga yang dipasang diluar distributor.
Kondensor itu diperlukan karena:
-
Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan tersebut
sangat lambat
dibandingkan dengan kecepatan aliran arus.
-
Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit.
- Tegangan di dalam coil dapat menjadi
sangat tinggi.
Tanpa kondensor, yang terjadi adalah:
-
Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi sangat tinggi
mendorong arus
meloncati celah membakar permukaan kontak poin. Aliran arus
tidak dapat cepat berhenti, dan medan magnit kolap sangat lambat. Karenanya
tegangan sekunder terlalu rendah untuk menyalakan busi.
6.
Pengendali/Pemaju
Pengapian Sentrifugal
Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat
putaran engine naik, distributor mempunyai mekanisme sentrifugal yang terdiri
dari dua buah pemberat yang mempunyai titik tumpu di bagaian bawah distributor.
Kedua pemberat ini ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar dengan sumbu
distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat terlempar ke arah luar (karena
pengaruh gaya sentrifugal) melawan tarikan pegas dan akhirnya memajukan
bubungan kontak poin.
Gambar 1.22 Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian jenis Sentrifugal.
Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan
saat pemberat bergerak ke arah luar akibat gaya sentrifugal, bubungan bergeser,
atau berputar, searah dengan perputaran poros. Hal ini membuat bubungan kontak
poin bersinggungan lebih cepat dengan kontak poin, dengan demikian terjadilah
pemajuan pengapian.
7.
Pengendali
Pengapian Vacuum
Interval waktu antara saat terjadinya
penyalaan dan saat diperoleh tekanan kompresi maksimum adalah tidak tetap,
tetapi berubah-ubah sesuai kecepatan pembakaran.
-
Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia akan terbakar
dengan sangat
cepat sewaktu di sulut.
-
Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah, campuran akan
terbakar dengan
lambat.
Walaupun
perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada suatu engine, jumlah campuran
udara/bahan bakar di dalam silinder (pada awal langkah kompresi) berubah-ubah
sesuai posisi pembukaan katup throttle, dengan demikian terjadi perubahan pada
tekanan kompresi pada rentang kerja engine.
Gambar 1.23 Konstruksi Vacuum Advancer
Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum terdiri
dari unit diafragma vacuum, dihubungkan dengan pelat dudukan distributor dan
sisilain diafragma dihubungkan dengan saluran vacuum karburator melalui selang
vacuum.
Diafragma
ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat dudukan dan kontak poin akan berputar
saat diafragma berhubungan dengan kevacuuman saluran masuk engine.
Cara Kerja
Pembukaan katup gas/throttle yang kecil
akan memberikan tingkat kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang
mengakibatkan pelat dudukan berputar mempercepat saat pengapian.Saat pembukaan
katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun
mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup throttle akan
memberikan tekanan udara luar (tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma
mengakibatkan tidak terjadi pemajuan saat pengapian.
Catatan:
Kerjasama antara pemaju pengapian sentrifugal dan
kevacuuman secara otomatis memberikan perubahan yang pasti terhadap saat
pengapian pada setiap rentang kerja engine.
8.
Sudut Dwell
Sudut Dwell adalah besarnya sudut
putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup. Sudut Dwell yang tepat
sangat penting pada coil pengapian. Coil pengapian, agar dapat berkerja dengan
baik memerlukan waktu aliran arus yang mengalir pada lilitan primercukup lama
agar mampu membangkitkan medan magnet yang kuat di sekitarnya.Kekuatan medan
magnet digunakan untuk memotong lilitan sekunder agar menghasilkan tegangan
yang diperlukan untuk menyalakan busi.
Gambar 1.24 Sudut Dwell
Celah kontak poin dapat merubah sudut
dwell. Celah kontak poin yang sempit akan menaikkan sudut dwell. Ini berarti
kontak poin tertutup lebih cepat dan munutupnya terlambat dan ini meningkatkan
sudut dwell.
Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus:
60% x 360/n.
n = jumlah selinder
Sudut dwell yang terlalu besar dapat
menimbulkan kerugian. Kontak poin menutup lebih cepat dapat mempengaruhi kerja
coil pengapian dan kondensor menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin
terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan
kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu
untuk memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran
yang jelek.
9.
Busi
Busi berguna
untuk menghasilkan bunga api dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan
oleh koil. Bunga api yang dihasilkan oleh busi kemudian di pergunakan untuk
memulai pembakaran campuran bahan bakar dengan udara yang telah di kompresikan
di dalam selinder.
Konstruksi busi
Gambar 1.25 Konstruksi Bus
Pada busi terdapat dua buah elektroda yaitu elektroda
tengan dan samping
elektroda
tengah mengalirkan arus listrik dari distributor yang kemudian akan mel
ompat menuju
elektroda samping.Isolator yang ada pada busi untuk mencegah bocornya arus
listrik tegangan tinggi, sehingga tetap mengalir mel;alui elektroda tengah dan
elektroda samping terus ke masa sambil menghasilkan bunga api dari elektroda
tengah ke elektroda samping.
10. Nilai Panas Busi
Yang dimaksud dengan nilai panas busi
adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Busi yang meradiasikan
panas yang lebih banyak disebut busi dingin sebab busi tersebut akan tetap
dingin, sedangkan busi yang meradiasikan busi panas sedikit disebut dengan busi
panas. Busi dingin
mempunyai ujung insulator yang lebih pendek karena permukaan persinggungan
dengan api lebih kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan panas
sangat baik dan tempratur elektroda tengah tidak akan naik terlalu tinggi.
Sedangkan busi panas mempunyai ujung
insulator yang panjang dan permukaan singgung dengan api yang luas
sehingga jaluir perambatan panas menjadi panjang dan radiasi panas menjadi
kecil. Akibatnya terpratur elektroda tengah menjadi naik.Nilai panas busi juga
dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau
nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi
Gambar 1.26 Busi Tipe Panas dan Busi Tipe Dingin
BAB III
PROSES PERANCANGAN
A.
Jenis
Alat Yang Akan Dibuat
Jenis
alat yang akan dirancang adalah sebuah alat ‘’media pembelajaran
trainer
kelistrikan’’
B.
Alat
Dan Bahan
a. Alat yang digunakan yaitu :
No.
|
Alat
|
No
|
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
Gergaji
besi
Mesin
bor
Mesin
Gerinda
Kunci
ring
Kunci
pas
Obeng
(+ ) (- )
Palu
Ragum
Gergaji
besi
|
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
|
Gergaji
kayu
Tang
biasa
Tang
Potong
Mesin
Las Asetilin
Kuas
Las
Listrik
Solder
Pisau
Akrilik
Avo Meter
|
Table
1.2 Alat System Kelistrikan
b. Bahan yang digunakan yaitu:
1. Baterai
2. Kotak
sekring/sekring
3. Kunci
kontak
4. Ignition
coil
5. Lampu
kepala
6. Klakson
7. Lampu
ruangan
8. Lampu
kota depan
9. Lampu
belakang
10. Lampu
plat nomor
11. Lampu
kabut
12. Lampu
mundur
13. Lampu
tanda belok
14. Lampu
indicator
15. Penghapus
kaca
16. Bola
lampu
17. Relai
18. Flaser
19. Switch
lampu rem
20. Switch
lampu mundur
21. Soket
jantan
22. Soket
betina
23. Soket
bending ports
24. Soket
skun
25. Soket
relai
27. Coil
28. Distri
butor
29. Busi
30. Kabel
busi
31. Kertas
stiker
32. Tinta
printer
|
32. Amperemeter
33. Volmeter
34. Akrilik
35. Besi
kotak
36. Besi
strip
37.
Mata bor listrik 6,7,8,10,12,14 mm
38. Baut
dan mur 10 dan 12
39. Sekrup
40. Mata
gerinda
41. Kabel
serabut tunggal
42. Cat
43. Elektroda
las
44. Dioda
45. Roda
46. Amplas
47. Kabel
aki dan penjepit
48. Isolasi
49. Timah
50. Tripleks
51. Mata
gerinda potong
52. Tinner
|
Table
1.3 Bahan System Kelistrikan
C.
Prosedur
Perancangan
Prosedur
perancangan media sistem kelistrikan standar
secara
keseluruhan terdiri dari:
1. Mendesain bentuk dasar media
2. Pembuatan Rangka
a. Menyiapkan alat dan
bahan
b. Merancang
bentuk/model rangka
c.
Memotong bahan pembuatan rangka sesuai dengan ukuran pada gambar.
d.
Menyambung rangka dengan las
D.
Gambar
Media
1. Rangka
Yang Direncanakan
2. Gambar
Rancangan Rangka Dengan Sistem Kelistrikan
E.
Rekapitulasi
Anggaran
Adapun
rencana anggaran yang dibutuhkan dalam pembuatan tugas akhir ini diuraikan pada
kolom dibawah ini adalah sebagai berikut:
NO
|
Nama
Barang
|
Jumlah
satuan
|
Harga
Satuan
|
Jumlah
Harga
|
|
1.
|
Baterai
|
1
|
Rp.
650.000
|
Rp.650.000
|
|
2.
|
Kotak
Sekring/sekring
|
1
|
Rp.
85.000
|
Rp.85.000
|
|
3.
|
Kunci
Kontak
|
1
|
Rp.
40.000
|
Rp.40.000
|
|
4.
|
Coil
|
1
|
Rp.
250.000
|
Rp.
250.000
|
|
5.
|
Lampu
Kepala
|
2
|
Rp.
30.000
|
Rp.
60.000
|
|
6.
|
Klakson
|
2
|
Rp.
25.000
|
Rp.
50.000
|
|
7.
|
Lampu
Ruangan
|
1
|
Rp.
45.000
|
Rp.
45.000
|
|
8.
|
Lampu
Kota Depan
|
2
|
Rp.
50.000
|
Rp.
100.000
|
|
9.
|
Lampu
Kota Belakang
|
2
|
Rp.
50.000
|
Rp.
100.000
|
|
10.
|
Lampu
Plat Nomor
|
1
|
Rp.
25.000
|
Rp.
25.000
|
|
11.
|
Lampu
Kabut
|
4
|
Rp.
25.000
|
Rp.
200.000
|
|
12.
|
Lampu
Indicator
|
1
|
Rp.
100.000
|
Rp.
100.000
|
|
13.
|
Penghapus
Kaca
|
2
|
Rp.
150.000
|
Rp.
300.000
|
|
14.
|
Bola
Lampu
|
12
|
Rp.
7000
|
Rp.
84.000
|
|
15.
|
Relay
|
4
|
Rp.
35.000
|
Rp.
140.000
|
|
16.
|
Flaser
|
1
|
Rp.
35.000
|
Rp.
35.000
|
|
17.
|
Switch
Lampu Rem
|
1
|
Rp.
5000
|
Rp.
5000
|
|
18.
|
Switch
Lampu Mundur
|
1
|
Rp.
5000
|
Rp.
5000
|
|
19.
|
Soket
Bending Ports
|
6
|
Rp.
10.000
|
Rp.
60.000
|
|
20.
|
Soket
Skun
|
1
|
Rp.
200.000
|
Rp.
200.000
|
|
21.
|
Soket
Relai
|
4
|
Rp.
25.000
|
Rp.
100.000
|
|
22.
|
Distributor
|
1
|
Rp.
300.000
|
Rp.
300.000
|
|
23.
|
Busi
|
4
|
Rp.
30.000
|
Rp.
120.000
|
|
24.
|
Kabel
Busi
|
5
|
Rp.
20.000
|
Rp.
100.000
|
|
25.
|
Kertas
Stiker
|
1
pcs
|
Rp.
100.000
|
Rp.
100.000
|
|
26.
|
Tinta
Printer
|
2
pcs
|
Rp.
50.000
|
Rp.
100.000
|
|
27.
|
Isolasi
|
10
|
Rp.
10.000
|
Rp.
100.000
|
|
28.
|
Timah
|
5
|
Rp.
15000
|
Rp.
75000
|
|
29.
|
Solder
|
1
|
Rp.
200.000
|
Rp.
200.000
|
|
30.
|
Mesin
Gerinda
|
1
|
Rp.
450.000
|
Rp.
450.000
|
|
31.
|
Mesin
Bor
|
1
|
Rp.
500.000
|
Rp.
500.000
|
|
32.
|
Besi
Batang 4 m
|
5
|
Rp.
250.000
|
Rp.
1.250.000
|
|
33.
|
Kunci
Ring/set
|
1
|
Rp.
500.000
|
Rp.
500.000
|
|
34.
|
Pisau
Akrilik
|
5
|
Rp.
100.000
|
Rp.
500.000
|
|
35.
|
Avo
Meter
|
1
|
Rp.
650.000
|
Rp.
650.000
|
|
36.
|
Tang
Biasa
|
1
|
Rp.
55.000
|
Rp.
55.000
|
|
37.
|
Tang
Potong
|
1
|
Rp.
65.000
|
Rp.
65.000
|
|
38.
|
Palu
|
3
|
Rp.
55.000
|
Rp.
165.000
|
|
39.
|
Soket
bending port
|
6
|
Rp.
50.000
|
Rp.
300.000
|
|
40.
|
Kuas
|
5
|
Rp.
5000
|
Rp.
25.000
|
|
Total
Harga :
|
Rp 8.129.000
|
F.
Dokumentasi
Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar